
Beginilah Syarat Masuk Jurusan Manajemen Bisnis
Jurusan Manajemen Bisnis menjadi salah satu pilihan favorit banyak calon mahasiswa di Indonesia dan dunia. Program studi ini menawarkan peluang karier yang luas, mulai dari dunia korporasi, wirausaha, hingga sektor pemerintahan. Namun, sebelum bisa masuk dan belajar di jurusan ini, ada beberapa syarat dan kualifikasi yang harus dipenuhi.
Berikut ini ulasan lengkap tentang syarat masuk jurusan Manajemen Bisnis yang perlu kamu ketahui!
1. Latar Belakang Pendidikan yang Relevan
Sebagian besar universitas mensyaratkan raja zeus calon mahasiswa berasal dari jurusan IPA, IPS, atau Sekolah Bisnis dan Manajemen di tingkat SMA/SMK. Namun, jurusan Manajemen Bisnis umumnya lebih terbuka untuk:
-
Siswa SMA jurusan IPS.
-
Siswa SMK yang mengambil bidang bisnis dan manajemen.
-
Lulusan program paket C (setara SMA) yang sesuai kriteria.
Meskipun begitu, siswa dari jurusan IPA pun tetap memiliki kesempatan, asalkan memenuhi syarat akademik lainnya.
2. Nilai Akademik yang Kompetitif
Masuk ke jurusan Manajemen Bisnis, terutama di universitas ternama, membutuhkan nilai akademik yang baik. Biasanya yang dinilai adalah:
-
Rata-rata nilai rapor di mata pelajaran seperti Matematika, Ekonomi, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
-
Hasil Ujian Nasional (jika masih berlaku di negara tertentu).
-
Skor tes seleksi seperti SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) di Indonesia, atau tes mandiri universitas.
Universitas juga sering kali memasang passing grade tertentu untuk jurusan Manajemen Bisnis, sehingga persaingan masuk cukup ketat.
3. Lulus Tes Masuk
Beberapa jalur masuk yang umum untuk program studi Manajemen Bisnis adalah:
-
Seleksi Nasional (SNBP/SNBT) di Indonesia.
-
Ujian Mandiri universitas.
-
Tes Potensi Akademik (TPA) atau tes minat dan bakat.
-
Tes bahasa Inggris, seperti TOEFL/IELTS, khusus untuk program internasional atau universitas yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar.
Dalam beberapa kasus, akan ada tes tambahan seperti:
-
Wawancara untuk menguji motivasi dan keseriusan.
-
Essay tentang rencana studi atau visi karier.
4. Keterampilan Pendukung
Selain prestasi akademik, ada juga keterampilan dan kualitas pribadi yang menjadi nilai tambah, antara lain:
-
Kemampuan berkomunikasi dengan baik, lisan maupun tulisan.
-
Keterampilan analitis, terutama dalam memahami data dan membuat keputusan.
-
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif, penting dalam menghadapi tantangan bisnis nyata.
-
Kepemimpinan dan kerja sama tim, karena manajemen bisnis erat kaitannya dengan mengelola orang dan sumber daya.
Universitas tertentu bahkan memberi poin tambahan bagi calon mahasiswa yang memiliki pengalaman organisasi, lomba bisnis, atau sertifikat kompetensi.
5. Dokumen Administratif
Untuk mendaftar ke jurusan Manajemen Bisnis, biasanya kamu perlu menyiapkan dokumen berikut:
-
Ijazah atau surat keterangan lulus.
-
Rapor nilai SMA/SMK.
-
Hasil tes masuk (SNBT, ujian mandiri, dsb).
-
KTP atau kartu identitas lainnya.
-
Pas foto formal.
-
Surat rekomendasi (untuk program S1 internasional atau beasiswa).
-
Essay motivasi (jika diminta).
Pastikan semua dokumen sudah lengkap dan sesuai dengan ketentuan universitas pilihan.
6. Syarat Tambahan untuk Program Khusus
Jika kamu mendaftar ke:
-
Program S1 Internasional (kelas internasional),
-
Double degree dengan universitas luar negeri,
-
atau program beasiswa,
maka persyaratan tambahan seperti skor TOEFL/IELTS, personal statement, dan wawancara berbahasa Inggris sering kali wajib dipenuhi.
Beberapa universitas juga mengadakan Assessment Day untuk menguji kemampuan calon mahasiswa melalui simulasi bisnis, studi kasus, dan presentasi.
BACA JUGA: Omnichannel Strategy: Menyatukan Pengalaman Pelanggan di Platform Online-Offline

Omnichannel Strategy: Menyatukan Pengalaman Pelanggan di Platform Online-Offline
Dalam dunia bisnis modern, perubahan perilaku konsumen mendorong perusahaan untuk menghadirkan pengalaman yang lebih terintegrasi. Konsumen masa kini tidak lagi berbelanja hanya dari satu kanal. Mereka mungkin mencari informasi produk di media sosial, membandingkan harga melalui aplikasi, lalu membeli langsung di toko fisik. Untuk mengakomodasi pola belanja semacam ini, muncullah omnichannel strategy — pendekatan yang menyatukan seluruh platform online dan offline dalam satu pengalaman pelanggan yang mulus.
Apa Itu Omnichannel Strategy?
Omnichannel strategy adalah pendekatan pemasaran dan layanan yang mengintegrasikan berbagai saluran (seperti website, media sosial, aplikasi mobile, toko fisik, call center) sehingga pelanggan mendapatkan pengalaman yang konsisten dan terhubung di mana pun mereka berinteraksi dengan merek.
Tidak seperti strategi multichannel yang hanya hadir di banyak platform secara terpisah, omnichannel mengutamakan keterpaduan dan kesinambungan di setiap titik sentuh pelanggan.
Contohnya, seseorang mungkin mulai melihat produk di Instagram, melanjutkan ke website untuk memilih variasi, lalu memutuskan untuk membeli di toko fisik setelah mencoba produk secara langsung — semua proses itu terasa natural dan terhubung.
Mengapa Omnichannel Menjadi Penting?
-
Perilaku Konsumen yang Dinamis
Konsumen masa kini menuntut fleksibilitas. Mereka ingin bebas memilih kapan dan di mana berinteraksi dengan merek, tanpa batasan kanal. -
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Pengalaman yang konsisten di semua saluran membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan emosional pelanggan terhadap merek. -
Efisiensi Operasional
Dengan sistem yang saling terhubung, perusahaan dapat mengelola data pelanggan, stok, promosi, dan layanan pelanggan dengan lebih efisien. -
Keunggulan Kompetitif
Perusahaan yang mampu mengimplementasikan strategi omnichannel dengan baik memiliki keunggulan besar dibanding kompetitor yang masih beroperasi secara terpisah-pisah.
Elemen Penting dalam Omnichannel Strategy
1. Integrasi Data Pelanggan
Menggabungkan data dari berbagai saluran (online dan offline) dalam satu sistem adalah kunci. Data ini mencakup riwayat pembelian, interaksi layanan pelanggan, preferensi, dan perilaku browsing.
Dengan integrasi data, perusahaan dapat memahami pelanggan secara lebih holistik dan menawarkan pengalaman personalisasi di semua kanal.
2. Konsistensi Branding
Identitas merek harus tampil seragam di semua saluran — baik itu dari segi visual, tone of voice, maupun penawaran promosi. Konsistensi ini membuat pelanggan merasa familiar dan percaya terhadap brand.
3. Customer Service Terpadu
Pelanggan harus bisa mendapatkan bantuan dengan mudah di mana saja, kapan saja. Misalnya, jika mereka mulai mengeluhkan sesuatu melalui chat website, keluhan itu harus bisa langsung ditindaklanjuti di toko fisik tanpa harus mengulang ceritanya.
4. Sistem Manajemen Stok Real-Time
Dalam omnichannel, pelanggan mengharapkan informasi ketersediaan produk yang akurat, baik di toko online maupun offline. Sistem manajemen stok yang real-time membantu menghindari pengalaman buruk seperti produk kosong atau keterlambatan pengiriman.
5. Strategi Mobile-First
Dengan dominasi penggunaan smartphone, mobile experience menjadi bagian krusial. Website, aplikasi, dan layanan harus optimal di perangkat mobile.
Contoh Implementasi Omnichannel yang Sukses
-
IKEA: Pelanggan dapat merancang rajazeus login ruangan secara virtual melalui aplikasi, lalu mengecek ketersediaan barang di toko terdekat, dan memilih antara pengiriman ke rumah atau pengambilan langsung.
-
Starbucks: Aplikasi Starbucks memungkinkan pelanggan memesan minuman terlebih dahulu, membayar melalui aplikasi, dan mengambil di toko tanpa harus antre.
-
Sephora: Perusahaan kecantikan ini mengintegrasikan data online dan offline sehingga pelanggan bisa mengakses riwayat belanja di aplikasi saat berada di toko, mencoba produk, lalu membeli online jika mau.
Tantangan dalam Menerapkan Omnichannel Strategy
-
Investasi Teknologi: Implementasi omnichannel memerlukan infrastruktur IT yang solid untuk mengintegrasikan semua saluran.
-
Perubahan Budaya Organisasi: Perusahaan harus mendorong semua tim — marketing, sales, customer service, IT — untuk berkolaborasi lintas fungsi.
-
Pengelolaan Data dan Privasi: Pengumpulan dan pemanfaatan data pelanggan harus tetap mematuhi regulasi privasi data seperti GDPR.
BACA JUGA ARTIKEL SELENGKAPNYA DISINI: Manajemen Usaha Menurut Para Ahli: Fondasi Penting Menuju Keberhasilan Bisnis

Manajemen Usaha Menurut Para Ahli: Fondasi Penting Menuju Keberhasilan Bisnis
Manajemen usaha adalah proses penting dalam menjalankan dan mengatur suatu bisnis agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, manajemen menjadi penentu utama apakah sebuah usaha dapat bertahan dan berkembang. Banyak ahli telah memberikan pandangannya tentang konsep manajemen usaha, baik dari sisi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, hingga pengawasan.
Menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Pandangan ini menekankan pentingnya proses berkelanjutan dalam manajemen usaha, di mana setiap langkah harus dilakukan secara sistematis.
Sementara itu, Henry Fayol, seorang tokoh manajemen klasik, menyatakan bahwa fungsi utama manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisir, memberi perintah, mengoordinasi, dan mengontrol. Lima fungsi ini menjadi dasar dalam menjalankan usaha secara efektif, terutama dalam usaha kecil hingga perusahaan besar sekalipun.
Koontz dan O’Donnell juga memberikan definisi manajemen sebagai pencapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain. Ini menunjukkan bahwa peran manajer bukan hanya mengatur strategi, tetapi juga mampu memimpin dan menggerakkan tim kerja agar bekerja secara sinergis.
Dalam praktiknya, manajemen usaha juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal dan eksternal. Menurut Stephen P. Robbins, manajemen raja zeus harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan seperti perkembangan teknologi, perubahan pasar, serta kondisi sosial ekonomi. Oleh karena itu, seorang pelaku usaha harus memiliki kemampuan analisis yang baik dan cepat dalam mengambil keputusan.
Selain itu, Peter Drucker, seorang pakar manajemen terkenal, menekankan bahwa manajemen bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga efektivitas. Dalam bisnis, melakukan hal yang benar (efektivitas) jauh lebih penting dibanding hanya melakukan hal dengan benar (efisiensi). Artinya, fokus utama adalah pada pencapaian hasil yang berdampak bagi keberlangsungan usaha.
Dari berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen usaha tidak hanya berbicara soal teori, tetapi juga keterampilan praktis dalam mengelola sumber daya, manusia, dan waktu. Keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam menyusun strategi, memimpin tim, dan beradaptasi dengan dinamika pasar. Maka dari itu, memahami konsep manajemen menurut para ahli adalah langkah awal menuju usaha yang sukses dan berkelanjutan.
Baca Juga : Ini Dia Cara Sukses di Umur 35 Tahun

Ini Dia Cara Sukses di Umur 35 Tahun
Memasuki usia 35 tahun, banyak orang mulai merenung dan bertanya-tanya apakah mereka sudah mencapai tujuan hidup yang mereka impikan. Bagi sebagian orang, usia ini bisa menjadi titik balik, di mana kita merenung tentang apa yang telah dicapai dan apa yang masih perlu dilakukan untuk meraih kesuksesan. Sukses tidak selalu diukur dari materi, tetapi juga bisa mencakup kebahagiaan, kesejahteraan, dan pencapaian pribadi. Jadi, bagaimana cara mencapai sukses di usia 35 tahun? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa membantu Anda mencapai kesuksesan pribadi dan profesional.
1. Tentukan Tujuan Hidup yang Jelas
Di usia 35 tahun, penting untuk memiliki tujuan hidup yang jelas. Jika sebelumnya Anda masih merasa bingung tentang apa yang ingin dicapai, kini saatnya untuk menetapkan tujuan yang lebih konkret. Mulailah dengan merenung tentang apa yang benar-benar Anda inginkan dalam hidup—baik itu dalam karier, keuangan, keluarga, atau kebahagiaan pribadi. Menetapkan tujuan yang jelas akan memberi Anda arah yang pasti dan motivasi untuk mencapainya.
Jika tujuan Anda adalah memiliki karier yang sukses, misalnya, tentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai posisi tersebut. Jika tujuan Anda adalah memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, buatlah rencana untuk menyeimbangkan waktu kerja dan waktu pribadi. Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu Anda tetap fokus dan memotivasi Anda untuk terus bergerak maju.
2. Bangun Kemandirian Finansial
Usia 35 tahun adalah waktu yang sangat tepat untuk mulai fokus pada kemandirian finansial. Banyak orang yang mulai mengatur keuangan dengan lebih serius pada usia ini. Kemandirian finansial bukan hanya soal memiliki penghasilan yang besar, tetapi juga tentang bagaimana mengelola pengeluaran, berinvestasi, dan menabung untuk masa depan.
Mulailah dengan menyusun anggaran dan mengontrol pengeluaran. Hindari gaya hidup konsumtif yang tidak perlu dan alihkan sebagian penghasilan untuk investasi jangka panjang seperti saham, properti, atau dana pensiun. Ini akan memberi Anda kestabilan finansial yang lebih baik di masa depan dan memungkinkan Anda untuk lebih bebas secara finansial.
3. Kembangkan Keterampilan dan Pengetahuan
Karier di usia 35 tahun biasanya berada pada titik yang stabil, tetapi bukan berarti Anda harus berhenti belajar. Keterampilan dan pengetahuan terus berkembang seiring berjalannya waktu, dan untuk tetap relevan, Anda harus terus mengembangkan diri. Misalnya, jika Anda bekerja di bidang yang dinamis, seperti teknologi atau pemasaran digital, teruslah mengikuti tren dan kemajuan terbaru di bidang tersebut.
Mengikuti pelatihan, seminar, atau mengambil kursus online bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan Anda. Dengan begitu, Anda tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga meningkatkan peluang untuk mendapatkan promosi atau peluang karier yang lebih baik. Jangan lupa untuk juga belajar dari pengalaman dan kesalahan di masa lalu, karena pengalaman adalah guru terbaik.
4. Fokus pada Keseimbangan Kehidupan
Sukses bukan hanya tentang pekerjaan atau uang. Keseimbangan kehidupan yang baik antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri sangat penting untuk meraih kebahagiaan jangka panjang. Jangan terjebak dalam rutinitas yang hanya berfokus pada satu aspek kehidupan saja. Anda perlu menciptakan ruang untuk hal-hal yang lebih bermakna, seperti keluarga, teman, atau hobi.
Di usia 35 tahun, cobalah untuk memprioritaskan kesehatan mental dan fisik Anda. Jaga pola makan yang sehat, rajin berolahraga, dan cukup tidur. Berikan diri Anda waktu untuk beristirahat dan bersantai. Melakukan hal-hal yang Anda nikmati, seperti berlibur, berkumpul dengan keluarga, atau mengejar hobi, akan membantu Anda merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan yang Anda jalani.
5. Jaga Jaringan Sosial dan Profesional
Salah satu kunci kesuksesan di usia 35 tahun adalah menjaga jaringan sosial dan profesional yang telah Anda bangun selama ini. Jangan ragu untuk terus memperluas jaringan Anda, baik itu dengan bergabung dalam komunitas profesional atau mengembangkan hubungan pribadi yang positif. Jaringan yang baik akan membuka banyak peluang, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi.
Tetaplah berhubungan dengan rekan kerja, mentor, atau teman lama yang bisa memberikan dukungan dan perspektif baru. Juga, jangan ragu untuk mencari mentor atau bergabung dengan kelompok profesional yang dapat membantu Anda tumbuh dan berkembang. Jaringan ini tidak hanya penting untuk pengembangan karier, tetapi juga bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi.
6. Jangan Takut Mengambil Risiko yang Terukur
Pada usia 35 tahun, Anda mungkin merasa bahwa Anda sudah cukup stabil dalam hidup. Namun, jangan biarkan kenyamanan menghalangi kemajuan Anda. Mengambil risiko yang terukur dalam karier atau kehidupan pribadi bisa membuka jalan menuju kesuksesan yang lebih besar. Misalnya, Anda bisa mencoba untuk berinvestasi di bidang baru, meluncurkan bisnis sampingan, atau mencari peluang pekerjaan yang lebih menantang.
Namun, risiko yang diambil haruslah terukur. Lakukan riset terlebih dahulu, buat rencana yang matang, dan pertimbangkan segala konsekuensinya sebelum membuat keputusan besar. Dengan pendekatan yang bijak, Anda bisa meraih kesuksesan yang lebih besar.
7. Berikan Waktu untuk Memberi Dampak Positif
Sukses yang sejati adalah ketika kita bisa memberi dampak positif pada orang lain. Di usia 35 tahun, Anda mungkin sudah memiliki pengalaman dan pemahaman yang lebih baik tentang hidup. Menggunakan pengalaman dan keterampilan Anda untuk membantu orang lain, baik melalui mentoring, pekerjaan sukarela, atau berbagi pengetahuan, bisa memberi rasa kepuasan yang luar biasa. Memberikan dampak positif pada orang lain juga bisa memperkaya hidup Anda secara pribadi dan profesional.
BACA JUGA ARTIKEL SELENGKAPNYA DISINI: Jika Anda Ingin Jadi Pengusaha Ini 10 Contoh Manajemen Bisnis

Jika Anda Ingin Jadi Pengusaha Ini 10 Contoh Manajemen Bisnis
Menjadi pengusaha sukses bukan hanya tentang memiliki ide brilian, tetapi juga bagaimana Anda mengelola bisnis dengan baik. Manajemen bisnis adalah kunci utama dalam menjalankan usaha yang berkelanjutan dan berkembang. Berikut 10 contoh manajemen bisnis yang wajib Anda kuasai jika ingin menjadi pengusaha sukses.
BACA ARTIKEL BERIKUTNYA DISINI: Menjadi Boss Muda? Begini Cara Berbisnis yang Efektif
1. Manajemen Keuangan
Keuangan adalah aspek penting dalam bisnis. Pengusaha harus mampu mengelola modal, arus kas, laba, dan investasi dengan baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen keuangan adalah:
✅ Membuat anggaran bisnis yang realistis
✅ Memisahkan keuangan pribadi dan bisnis
✅ Mengelola utang dan piutang dengan baik
✅ Menyusun laporan keuangan secara rutin
2. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah aset terbesar dalam bisnis. Pengusaha harus mampu merekrut, melatih, dan mempertahankan karyawan yang berkualitas. Manajemen SDM mencakup:
✅ Perekrutan karyawan sesuai kebutuhan
✅ Pengembangan keterampilan dan pelatihan tim
✅ Motivasi dan kesejahteraan karyawan
✅ Evaluasi kinerja secara berkala
3. Manajemen Operasional
Manajemen operasional berfokus pada efisiensi proses produksi atau layanan. Pengusaha harus memastikan bahwa operasional berjalan lancar dengan mengoptimalkan:
✅ Proses produksi atau layanan
✅ Pengelolaan bahan baku dan stok barang
✅ Efisiensi waktu dan tenaga kerja
✅ Penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas
4. Manajemen Pemasaran
Tanpa strategi pemasaran yang tepat, bisnis sulit berkembang. Manajemen pemasaran melibatkan cara mengenalkan dan menjual produk ke target pasar yang tepat, seperti:
✅ Analisis pasar dan pesaing
✅ Strategi branding dan positioning
✅ Pemasaran digital (media sosial, website, SEO)
✅ Kampanye promosi dan iklan yang efektif
5. Manajemen Penjualan
Penjualan adalah jantung dari bisnis. Pengusaha harus memiliki strategi yang jelas untuk meningkatkan konversi dan loyalitas pelanggan. Manajemen penjualan mencakup:
✅ Pengembangan strategi penjualan
✅ Membangun hubungan dengan pelanggan
✅ Penggunaan CRM (Customer Relationship Management)
✅ Pelatihan tim sales agar lebih efektif
6. Manajemen Inovasi
Bisnis yang ingin terus berkembang harus mampu berinovasi. Manajemen inovasi memastikan bahwa bisnis selalu menghadirkan produk atau layanan yang relevan dengan pasar. Cara melakukannya:
✅ Melakukan riset tren terbaru
✅ Mendengarkan feedback pelanggan
✅ Mengembangkan produk baru yang lebih unggul
✅ Mengadopsi teknologi terbaru dalam bisnis
7. Manajemen Risiko
Setiap bisnis memiliki risiko, baik dari sisi finansial, hukum, maupun operasional. Manajemen risiko membantu mengantisipasi dan meminimalisir dampak negatif terhadap bisnis, seperti:
✅ Mengidentifikasi potensi risiko
✅ Menyusun strategi mitigasi risiko
✅ Menyiapkan dana darurat
✅ Memiliki asuransi bisnis untuk perlindungan
8. Manajemen Hubungan Pelanggan
Pelanggan adalah kunci kesuksesan bisnis. Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan akan meningkatkan loyalitas dan memperkuat bisnis. Cara melakukannya:
✅ Memberikan layanan pelanggan yang responsif
✅ Menggunakan sistem CRM untuk manajemen pelanggan
✅ Menjalin komunikasi aktif dengan pelanggan
✅ Memberikan promo atau reward untuk pelanggan setia
9. Manajemen Waktu dan Produktivitas
Sebagai pengusaha, Anda harus bisa mengelola waktu dengan efisien agar bisnis berjalan lebih produktif. Beberapa strategi yang bisa diterapkan:
✅ Membuat to-do list dan skala prioritas
✅ Menghindari multitasking yang berlebihan
✅ Memanfaatkan teknologi untuk otomatisasi tugas
✅ Delegasi pekerjaan kepada tim yang tepat
10. Manajemen Legalitas dan Perizinan
Agar bisnis bisa berjalan lancar tanpa masalah hukum, pengusaha harus memahami dan mengurus legalitas bisnisnya. Hal-hal yang harus diperhatikan:
✅ Pembuatan izin usaha dan dokumen hukum
✅ Hak paten atau merek dagang untuk produk
✅ Kepatuhan terhadap regulasi pemerintah
✅ Penyusunan kontrak kerja dan perjanjian bisnis